Aku dan Indonesia, Makna Perjuangan

 Aku dan Indonesia, Makna Perjuangan



Oleh: Naufal Azka Syahriar

 

                Dalam satu tahun  terdapat 12 bulan di mana ada satu bulan yang menurut saya sangat istimewa, yaitu bulan Agustus. Di bulan ini ada satu hari yang begitu bermakna di hati seluruh Rakyat Indonesia, hari yang memberikan sebuah semangat baru untuk bangkit dari penindasan dan penjajahan, tentunya kita semua sudah tahu hari apa yang begitu kita nantikan ini. 17 Agustus 1945 merupakan hari paling mendebarkan dan sangat amat berarti untuk seluruh Rakyat Indonesia, yaitu hari lahirnya bangsa Indonesia atau hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

                Saya sangat gembira ketika menjelang hari kemerdekaan ini, karena akan ada banyak perlombaan dan kemeriahan  yang diadakan di lingkungan rumah saya. Mulai dari perlombaan misalnya lomba makan kerupuk, memasukkan paku ke dalam botol, lomba balap karung menggunakan helm dan masih banyak lagi perlombaan atau kegiatan lainnya. Saya dapat mengikuti banyak perlombaan tidak peduli akan menang atau kalah tetapi saya senang karena ikut serta berpartisipasi di hari kemerdekaan, dan belajar memahami makna dari Perjuangan, meskipun Perjuangan para Pahlawan yang terdahulu tidak akan pernah bisa kita balas tetapi kita bisa mengenang dan berbuat banyak contoh Perjuangan yang bias kita lakukan di Zaman sekarang ini.

Tetapi pada hari Kemerdekaan sekarang saya merasa sedih, karena sangat berbeda di dua tahun belakangan ini, yang mana kita ketahu-i bersama bahwa Negara Kita lagi terkena Wabah / Pandemi Covid-19 yang belum juga Sembuh sampai hari ini, yang membuat kita semuanya tidak bisa mengikuti banyak kegiatan atau perlombaan pada hari Perayaan Kemerdekaan Indonesian ini, Di masa pandemi seperti saat ini rasanya tidak akan mudah melakukan kegiatan yang akan menyebabkan kerumunan atau keramaian, karena Pemerintah Pusat sendiri sudah mengeluarkan aturan agar kita tidak berkerumun karena akan terlalu berisiko dan akan menyebabkan penyebaran Virus Corona yang lebih cepat. Pada akhirnya kita harus lebih bersabar dalam kondisi sekarang ini.

                Seperti halnya teman - teman, saya juga lebih banyak melakukan kegiatan di rumah bersama Kedua Orang Tua dan Adik, dibandingkan harus pergi keluar rumah, karena risiko yang sangat besar, Pada suatu hari setelah makan siang saya menyempatkan membaca Buku Kewarganegaraan tentang Kemerdekaan Republik Indonesia. Lalu saya merenung bagaimana dulu Para Pahlawan Bangsa ini berjuang sampai titik darah penghabisan demi untuk melawan para penjajah yang ada di negeri ini dan membuat Indonesia Merdeka. Dan sikap seperti apa yang bisa saya lakukan sekarang dalam memperjuangkan Kemerdekaan.

Pada malam hari sepulang ayah saya bekerja saya bertanya kepada ayah "Ayah Merdeka itu apa sih?’ lalu ayah tersenyum dan menceritakan sebuah kisah. Kata ayah ‘dulu Negara Indonesia belum merdeka karena dikuasai oleh Negara lain, berkat Bapak Ir Soekarno dan Hatta dan para Pahlawan lainnya yang berperang dan berjuang Memperjuangkan Bangsa ini dan berhasil mengalahkan Negara yang menguasai Indonesia, maka Negara kita merdeka’. ‘jadi sekarang kita tidak harus berperang lagi ya Yah? Kan sudah merdeka?’ Tanyaku pada ayah. Ayah terkekeh kecil dan menjawab pertanyaan saya ‘iya kita memang sudah tidak harus berperang menggunakan senjata seperti dulu, tetapi sekarang berperang dengan melakukan hal yang bermanfaat dan berprestasi, agar kita bisa bersaing dengan Negara lainnya dari segi Teknologi, Pengetahuan, dan lain sebagainya’. ‘Oke deh yah kalau begitu Aa akan rajin belajar, rajin membaca, dan aktif bertanya kepada Bapak Ibu guru jika di Sekolah ada hal – hal yang belum saya pahami. Akan semangat membantu bunda di rumah, menjaga adik, dan hidup rukun dengan teman teman Aa’ Ucapku pada ayah. Ayah memelukku dan berbisik ‘Nah itu Aa sudah tahu contoh berjuang di masa sekarang seperti apa, semangat ya A’.

                Setelah mendengar kisah dari ayah mulai saat itu saya akan terus bersemangat dalam belajar, agar saya berprestasi di sekolah dan bisa meraih cita - cita ketika saya sudah dewasa nanti. Saya ingin sekali menjadi seorang Polisi, menurut saya profesi seorang Polisi itu sangat mulia, karena Polisi bisa memberikan Perlindungan Kepada Seluruh Masyarakat dan bertanggungjawab penuh untuk melindungi bangsa ini dan saya juga bias melindungi anggota keluarga yang lainnya,

                Pada masa pandemi seperti sekarang ini kita juga semuanya lagi sama – sama berjuang untuk menuju ke titik kemerdekaan, Merdeka terlepas dari Pandemi Covid-19 ini, kita berjuang bersama untuk menjaga kebersihan, untuk saling melindungi supaya tidak menularkan Virus ini kepada orang lain, dan kita belajar untuk saling peduli dan gotong royong saling membantu para tenaga kesehatan dalam menjalani tugasnya, yang kita biasa lakukan sendiri yaitu kita terapkan Pola Hidup Sehat di Lingkungan Rumah dulu.

                Saat ini kita bukan melawan Musuh atau Penjajah yang berwujud, melainkan kita berjuang melawan Wabah Covid-19 yang tidak hanya menyerang kepada Manusia, tetapi menyerang berbagai aspek kehidupan, di antaranya aspek ekonomi, pendidikan, pembangunan dan lain sebagainya, ini sudah menjadi kewajiban kita semuanya untuk saling memperjuangkan kemerdekaan Covid-19 ini, Melakukan hal-hal biasa kini terasa seperti sebuah perjuangan besar. Pada masa normal guru mengajar adalah tindakan biasa. Pada masa pandemi ini guru tidak hanya sekadar mengajar, tapi mereka harus memastikan proses pendidikan anak-anak bangsa tidak terputus. Bagi banyak anak di pedesaan, pergi belajar ke sekolah selama ini bukan soal besar. Kini untuk belajar mereka harus berjuang keras. Ada yang harus membayar banyak untuk tetap bisa terhubung dengan internet. Ada pula yang harus naik ke gunung untuk sekadar mendapat sinyal internet.

Kita berada dalam situasi yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Hal-hal yang selama ini adalah hal biasa berubah menjadi luar biasa. Hal-hal yang tidak dianggap sebagai perjuangan kini menjadi perjuangan yang sangat besar maknanya. Situasi ini belum berakhir, dan belum akan berakhir. Kita tak tahu kapan akan berakhir. Ada harapan kita akan kembali normal setelah vaksinasi berhasil. Tapi ada pula kemungkinan bahwa vaksinasi pun tidak akan mengubah keadaan.

Pandemi ini adalah titik belok atau titik balik. Ke mana kita akan menuju setelah ini akan sangat ditentukan oleh apa yang kita lakukan. Pertama, kita harus memastikan kita bisa kembali hidup normal, baik dengan cara memusnahkan penyakit ini dengan vaksin, atau memperkuat daya tahan tubuh kita, serta menjauhi berbagai sebab penularan. Kita harus melakukan transformasi gaya hidup. Kedua, kita harus menjadi lebih baik lagi setelah kita kembali ke keadaan normal.

Sebagaimana pada masa kemerdekaan dulu, perjuangan sebenarnya adalah soal menjalani hidup dan berkontribusi. Menjadi pahlawan bukanlah sesuatu yang kita rencanakan, atau kita impikan. Menjadi pahlawan itu bukan cita-cita. Tugas kita hanyalah menjalani hidup kita, dan mencari cara untuk berkontribusi sebesar-besarnya kepada Bangsa dan Negara.

Dalam situasi ini kita semua adalah pejuang. Boleh jadi kelak kita akan dikenang karena kontribusi kita hari ini. Jadi, berbuatlah sebaik-baiknya untuk melawan penyebaran Virus ini dan terus berkarya untuk kemajuan Negara Republik Indonesia ini, Akhir kata saya hanya bisa berdoa berjuang dan berharap pandemi ini lekas berlalu dan kembali kepada kehidupan normal.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pandemi di SDN. BOJONG 1 KECAMATAN PINANG KOTA TANGERANG

Adiwiyata SDN Bojong 1